Banjarbaru,31 oktober 2010
Lokasi mancing: Rawa-rawa lahan gambut desa trans galam rabah, kabupaten Banjar.
Kondisi air: Sejernih air di akuarium, maklum aja soalnya disini tingkat keasamannya sangat tinggi.
Cuaca: Siang panas menyengat, sore hujan.
Target mancing: Snake head a.k.a haruan (gabus)
Pemancing:
-lamun_lamun a.k.a syaiful ranchman (casting ), member FF.
-Dedi non member (casting)
-Widodo non member(tradisional tekhnik)
-Joni non member(tradisional tekhnik)
-P.Apul non member(tradisoinal tekhnik)
Casting lures: Froggy propeller
Tradisional fishing: Live bait, kodok sawah
Saya dan Dedi berangkat dari Banjarbaru jam 5 pagi, dikarenakan perjalanan menuju spot lumayan jauh, serta lagi ngejar time to eat snake head, dan saya sendiri juga belum pernah kesana,sedangkan teman yang tau dan jadi penunjuk jalan Widodo berangkat dari Banjarmasin.Di tempat yang telah di tentukan kami bertemu, sambil sarapan pagi. Perjalanan menuju desa galam rabah melewati jalan berbatu yang hanya cukup di lewati motor roda 2, kiri kanan jalan adalah rawa-rawa dan areal sawah yang tidak digarap lagi, tidak ada rumah penduduk, kecuali setelah mendekati desa baru ada beberapa rumah penduduk.
Begitu tiba di desa langsung menuju spot, langsung saja setting piranti casting dan lures. P.Apul yang belum pernah liat casting langsung berkomentar karena bingung liat kami bawa joran pendek dan menggunakan rel, lebih bingung lagi begitu liat umpan yang kami gunakan…hehehe…katanya buat mancing dilaut kok dipake disini…hehe.
Sementara saya masih setting piranti Dedi udah mencuri start, dan tidak berapa lama berhasil strike gabus ukuran kecil dan itu adalah juga trip perdana Dedi untuk species snake head…kebetulan lagi saat strike P.Apul ngeliat…hehe…lumayan bisa membuktikan dan semakin membuat P. Apul jagi pusing…kok bisa katanya…hehe… tetapi sayang saat diangkat untuk mendarat sigabus terlepas….
Spot pertama adalah berupa sungai kecil yang banyak ditumbuhi rumput purun dan sedikit tanaman teratai. Rumput purunnya agak rapat, sehingga saat melempar lure harus ekstra hati-hati dan jangan terlalu jauh, supaya tidak nyangkut di rumput purun dan teratai. Untuk menghindari nyangkut saya coba pake froggy karet…tetapi tidak ada sambutan mungkin karena agak kegedean kali…terus saya ganti dengan froggy propeller, tidak pake lama saya strike gabus berukuran kecil, tetapi itu lumayan untuk strike perdana…hehe…
Terus saya berjalan ke ujung, ternyata disana ada bekas persawahan yang tidak digarap lagi, dan saya lihat ada sedikit tempat terbuka, sangat memungkinkan untuk casting, walaupun tidak terlihat tanda-tanda haruan, saya tetap optimis pasti ada penghuninya. Saya coba lempar froggy, dan betul…dalam lemparan pertama langsung mendapat sambutan, lumayan berhasil menambah perolehan menjadi 2 ekor…hehe…Di spot ini kami banyak mendapat strike, belum lagi yang mocel…cuman sayang ga ada yang berukuran besar…
Pada spot ini usahakan lemparan lure sedekat mungkin mendekati rumput purun tersebut, karena haruan banyak bersembunyi di sela-selanya, di tempat terbuka sama sekali justru ga ada isinya. Kalo lemparan jatuhnya dekat rumput purun, pasti langsung dikejar oleh gabus.
Siangnya hujan turun dengan derasnya…kami berteduh karena kebetulan ada pondok petani disana, sambil kami beristirahat. Sayang ternyata didesa tidak ada warung makan…terpaksa hari itu kami istirahat tanpa makanan..hehe…nasib…nasibbb…
Setelah hujan reda, casting kami lanjutkan lagi, hasilnya sama seperti tadi, strike gabus kecil, yang ukuran besar tidak mau keluar dari persembunyiannya…
Saat itu posisi saya kami terpisah dengan teman yang lain, mereka sebelum hujan tadi pindah lokasi, sedangkan kami tetap setia menunggu di spot ini.
Nah inilah awal penderitaan kami…saya tidak memperhitungkan kondisi jalan dengan jenis sepeda motor yang kami gunakan, karena jalan ini adalah jalan tanah liat hitam, yang jika kena air akan lengket di ban, membuat ban membesar, yang akhirnya karena penuh dengan tanah roda terkunci tidak bisa dijalankan, dan saking liatnya tanah tersebut sangat susah untuk dibuang…betul-betul lengket. Jam sudah menunjukan jam 5 sore, dan kami mau menyusul teman-teman yang sudah pindah lokasi. Betul-betul apes…karena motor Dedi menggunakan spakbor yang mepet dengan ban, terutama ban depan. Roda motor benar-benar terkunci tidak bisa berputar, jalan 2 meter, sudah macet….benar-benar melelahkan dan bikin stress…hehe apalagi hari semakin gelap. Akhirnya saya bilang sama Dedi, jalan satu-satunya adalah spakbor depan harus di lepas, celakanya lagi, kunci-kuncinya juga tidak lengkap….ahhhh apes benar…
Nyamuk-nyamuk hutan sudah pada berdatangan…pokoknya ga perlu ditepuk, tinggal di elus aja udah dapat banyak…hehe…hari semakin gelap,mana lupa bawa senter lagi. Hp udah low batt,dan pulsa juga lupa ngisi, dengan sisa yang ada saya coba call teman, ternyata mereka dari tadi juga menunggu kami, akhirnya saya suruh untuk menyusul kami, karena mereka punya kunci yang diperlukan buat melepas spakbor motor Dedi, sedikit bergaya motor cross…haha. Dan jam 7 malam baru bisa bebas. Langsung tancap gas…pulang kembali ke kota….
Total perolehan hasil casting: Saya 9 ekor dan Dedi 4 ekor
Sedangkan yang menggunakan live bait, tidak di ketahui pasti, karena sudah malam, dan terburu-buru mau pulang, tapi kata mereka hasilnya lumayan…
Catatan kecil: Tip untuk penggemar fishy wild
-Untuk daerah yang belum pernah di datangi sebaiknya logistic di siapkan dari rumah.
-Jangan lupa membawa kunci-kunci peralatan motor, sebagai tindakan jaga-jaga.
-Membawa senter, untuk emergency.
Demikian special report dari saya
Salam wild fishing
www.fishyforum.com, your fishing partner
Tidak ada komentar:
Posting Komentar