Special report SBSFC wild fishing tour in Riam kanan
11,12 dan 13 Januari 2010

Lokasi: Seputar spot Riam kanan
Anglers:
Guest: 1.Jiro-san (Japanese Angler)
2.Nisan-san (Japanese Angler)
3.Heri Kurniawan (West Borneo Angler)
4.Mbak A,an (Jiro-san wife, translater)

SBSFC: 1.Syaiful Rachman
2.Roni
3.Tobel
4.Chandra
5.Ogot

Teknik memancing: Land based casting, casting on boat, fresh water trolling
Lures:-Top water(Popper, stick bait)
-Minnow (shallow dan defth dive)
-Metal spoon
-Crank bait

Cuaca: Panasss!!! Kadang turun hujan lebat.
Warna air: Jernih (clear water), seperti di akuarium.

Sebenarnya, jujur saja trip ini bisa dikatakan kurang sukses, beberapa factor adalah karena timing yang tidak tepat, perubahan cuaca:
Misalnya saja kondisi sekarang yang sedang dalam puncak musim hujan, spot andalan banyak hilang dan tenggelam karena debit air Riam kanan bertambah, yang paling ekstrim adalah dikarenakan hampir rata-rata ikan predatornya sedang dalam masa bertelur, sehingga tidak begitu agresif, miss call banyak, tetapi tidak mau hook up, atau juga karakter ikan hampala dan toman yang sedang dalam masa bertelur hanya ingin mengusir pengganggu (lure) yang memasuki daerah territorial mereka, maksudnya mereka menyambar lure hanya untuk menakut-nakuti, sering terjadi lure yang disambar bukan untuk dimakan, tetapi hanya disundul saja, agar keluar dari teritorial mereka. Dengan kondisi debit air Riam kanan yang meningkat cepat, karena hampir tiap hari selalu ada hujan disana, sehingga ikan lebih banyak berada didasar, yang dalamnya kira-kira 5 meteran lebih. Hal tersebut sangat berbeda keadaannya saat kami survey spot, seminggu sebelum hari “H”, signal begitu kuat.

Hari pertama:
Start dari penginapan jam 4.00 wita pagi, tiba di dermaga Riam kanan, jam 5.00 wita pagi, langsung beli logintik yang masih kurang, karena sebagian sudah dibeli malamnya di Banjarbaru, dan captain juga sudah menunggu. Setelah semuanya siap, langsung loading ke perahu, dan langsung tancap menuju TKP.
Tujuan kami adalah spot sisi kiri Riam kanan, yang seminggu sebelumnya sudah kami survey. Tiba di spot cast ke arah sasaran, tapi hanya miss call saja dari penghuni spot, beberapa kali pindah dan hanya Roni dan Tobel yang strike dan bisa hook up, Roni landed 1 hampala (release), 1 mocel, menggunakan lure Magic spoon. Tobel hook up 1 hampala, landed (release), strike big size toman sayang belum sempat fight keburu putus pada leader, menggunakan lure “Bellure” (popper).
Sore kira-kira jam 17.00 dengan casting dari perahu Jiro-san berhasil strike dan landed hampala size 1 kg (release) menggunakan lure popper hand made buatan sendiri, berikutnya popper Jiro-san sempat disambar oleh toman big size, tapi sayang tidak hook up.

Hari kedua:
Berangkat dari penginapan siang hari, jam 12.00 wita, ngambil timing ikan makan sore hari, dikarenakan teman kita dari Jepang tidak tahan dengan panasnya Riam kanan yang ekstrim, mungkin belum terbiasa dengan suhu udara tropis, apalagi dengan tekhnik land based sangat menguras tenaga.
Spot hari ke 2 adalah sisi kanan Riam kanan. Karena berangkat siang waktu mancing jadi sangat singkat, sedangkan lama perjalanan menuju spot kurang lebih 1 jam. Tiba di spot saya Cuma diikuti oleh hampala kecil saja rupanya di spot ini ikannya sudah pada sekolah…hehehe sedangkan Heri juga beberapa kali Cuma dikejar-kejar sama toman big size tetapi juga tetap tidak mau disambar, begitu sudah dekat, sang buruan langsung balik arah. Beberapa kali pindah spot, sementara hari sudah beranjak sore. Nisan-san juga Cuma mendapat miss call. Dispot terakhir signal mulai bagus, tapi baru 30 menit cast cuaca berubah menjadi hujan lebat, tetapi kami nekat juga casting sambil mandi hujan. Karakter spot terakhir ini sangat dalam, dan tidak bisa menggunakan tekhnik land based, karena tidak ada tempat berpijak, pinggiran merupakan tebing terjal, jadi kami casting dari atas perahu, sedangkan Jiro-san dan Nisan-san casting berhanyut dengan menaiki perahu kecil.
Spot ini sebenarnya potensinya sangat bagus, dan menyimpan banyak ikan hampala berukuran besar, hal itu dibuktikan oleh Roni saat casting menggunakan minnow treble hooknya di bikin bengkang, setelah fight beberapa saat yang berakhir dengan kemenangan pada hampala. Landed, Roni 2 hampala (release), dan Heri 1 hampala (release).Di tunggu sampai jam 17.00 sampai hari mulai gelap hujan juga tetap tidak berhenti, terpaksa trip hari kedua kami sudahi.

Hari ke tiga:
Merupakan trip hari terakhir, spot hari ini kami menuju ke arah hulu Riam kanan. Berangkat dari penginapan sama seperti hari pertama, karena jarak yang ditempuh jauh hampir 2 jam dengan perahu klotok.
Lokasi pertama, Heri strike dan landed hampala size 8 ons, menggunakan rapala X-Rap 6cm warna raibow trout, walaupun size dibawah 1 kg tetapi perlawanan hampala itu membuat adrenalin Heri terpompa, untung tidak mocel padahal treble hook asli bawaan Rapala terlibat bengkang. Disini Ogot juga sempat fight dengan hampala, tetapi juga mocel akhitnya.
Pindah spot, Roni dan Chandra menurunkan minnow, mencoba trolling, tidak berlangsung lama, dengan menggunakan Crank bait Roni strike hampala, dan sukses mendaratkannya, photo langsung release. Tidak berapa lama kemudian setelah sukses dengan hampala pertama tadi, kembali Roni strike hampala, dan ini sizenya lebih besar, perlawanan hampala ini lebih liar dan bertenaga, rod lemax dibuat mengangguk-angguk dan terus menunduk ujung rod oleh hentakan hampala dan rel Daiwa Axist terus menjerit melawan gempuran dan perlawanan hampala, akhrirnya sukses di menangkan oleh Roni. Spot ini ternyata dengan tekhnik trolling sangat cocok..
Nisan-san dengan tekhnik casting berhanyut dari perahu juga mendapatkan 2 kali sambaran dari toman, sayang tidak hook up. Sore harinya kembali turun hujan, sehingga temperatur air jadi terlalu dingin, tidak ada miss call, sehinga kami akhiri trip yang merupakan hari terakhir.

Beberapa catatan penting dari trip 3 hari ini antara lain adalah:
Penggunaan lure perlu disesuaikan dengan kedalaman air, kami biasanya menggunakan lure jenis spoon atau jenis top water, seperti stick bait ataupun popper. Dengan keadaan debit air yang meningkat cepat dikarenakan Riam kanan sering diguyur hujan, sehingga ikan lebih banyak berada dibawah atau didasar, lebih cocok mengunakan lure jenis minnow baik defth dive atau shallow dive.
Tim SBSFC yang merupakan newbie dalam hal tekhnik casting sangat terbantu dengan adanya kawan-kawan memancing dari daerah lain, kami banyak mendapat pencerahan dari Bro Heri Kurniawan (West Borneo) dan tamu dari Jepang, hal tentang tenknik casting mengenai pemilihan lure, menjadi hal baru di tim kami, di Kalsel sendiri para mania casting umumya selalu menggunakan spoon, penggunaan minnow selama ini selalu kami hindari, karena khawatir akan nyangkut, tetapi di trip kemarin, apa yang selama ini kami tidak pernah digunakan, ternyata sangat potensial untuk digunakan di Riam kanan, tetapi di lokasi yang sesuai. Spoon dan jenis top water cocok digunakan di tempat yang dangkal. Retrieve dengan menggunakan minnow juga ternyata berpengaruh terhadap minat ikan dalam menyambar lures, tidak asal lempar dan gulung saja. Tekhnik casting dengan piranti bait caster juga banyak mendapat pelajaran yang intinya dalam trip kemarin walaupun secara jumlah dan ukuran, tetapi secara wawasan dan pengetahuan sangat banyak kami dapatkan, dan hal tersebut tidak dapat dibeli.

Akhir kata, semoga brother hood antara angler SBSFC, Angler West Borneo dan Japanese Angler selalu terjalin dan tetap kompak.
“Ikan gampang dicari, tetapi persahabatan dan kebersamaan sulit didapat”

Special Thanks to:
-Jiro-san (Japanese Angler)
-Nisan-san (Japanese Angler)
-Mbak A’an (Jiro-san wife, transleter)
-Heri ocos kurniawan (west Borneo Angler)
Semga kita bisa gabung di trip yang akan datang dan timing yang tepat untuk hunting hampala dan toman Riam kanan.


“Brother hood, adventures N’ sport fishing”