Riam kanan dam 6 Pebruari 2011

TEKHNIK MEMANCING
-Casting

LURES
Semua peserta menggunakan top water lure
-Rapala Skitter Prop
-Propeller Frogie
-Tiny Ruber frog
-Pencil baits
-Mini popper

PIRANTI CASTING
Rod: Medium hard 8 lbs-15 lbs
Line class: Senar PE,10 lbs-20 lbs
Leader: 25 lbs

TARGET CASTING: Hampala dan toman

Kondisi cuaca: Sejuk berawan.

PESERTA TRIP:
1.Anang (Palangkaraya, KALTENG)
2.Yuri wira
3.Adoer AZ
4.Udin Pandawa
5.Dedi
6.Imam
7.Aya
8.Lukman
9.Syaiful Rachman

Sejak hari sabtu siang, cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya diguyur hujan lebat, bahkan berlanjut sampai malam, dan disaat akan berangkat juga masih gerimis mengundang.
Alarm berbunyi jam 4 WITA membangunkan saya untuk bersiap-siap berangkat trip ke Riam kanan. Langsung sms buat membangunkan teman-teman yang lain agar segera bersiap supaya tidak kesiangan. Didalan setiap trip casting ke Riam kanan, saya selalu berusaha sepagi mungkin sudah berada di hot spot, karena menyempatkan dan mengejar jam makan ikan-ikan predator Riam kanan, yang sangat aktif di pagi hari, saat matahari baru terbit, lagi pula, disaat masih pagi dan belum panas, casting sangat menyegarkan, sebagai olah raga pagi yang menyehatkan, sambil mencari keringat. Semua peserta trip kumpul di bundaran simpang 4 Banjarbaru, kemudian bersama-sama konvoi menuju Riam kanan, dan trip kali ini semua peserta mengunakan motor roda 2, sehingga kesan travelingnya lebih kental…
Sampai di dermaga Riam kanan, sudah menunjukkan jam 5.30 WITA. Sarapan dulu sambil mempersiapkan bekal selama memancing. Jam 6 WITA, kami loading ke perahu dan langsung berangkat menuju spot.
Spot kali ini memakan waktu kira-kira 1 jam perjalanan dengan menggunakan perahu. Arah ke hulu waduk Riam kanan.
Karena kami menggunakan tekhnik land based, maka spot yang ditujupun adalah spot yang ideal buat land based, berupa spot yang tipikal tanahnya berbentuk landai, dan tidak curam, sehingga sangat enak untuk berdiri sambil melempar lure.
Di spot 1, yang pertama strike adalah Anang, dengan menggunakan mini popper, strike hampala ukuran sedang, setelah foto, langsung release, dan tidak berapa lama, Adoer yang berada di sebelah Anang juga strike Hampala ukuran sedang, setelah foto juga langsung release. Setelah mendokumentasikan saya segera ambil posisi untuk bersiap casting juga, tetapi saya ambil spot yang berada di ujung, karena tadi dengan kapten saya minta untuk menunggu di ujung, sebab, kami turun dari perahu di muara, dengan tekhnik land based, casting sambil berjalan menyusuri pinggiran danau. Beberapa kali lemparan tidak ada sama sekali sambaran dari hampala atau toman, akhirnya tidak terasa saya sudah dekat dengan perahu yang sudah menunggu kami.
Di sebelah perahu ada sedikit celah (lubuk) kecil yang dipinggirnya ada tanaman atau pepohonan kering yang batangnya banyak durinya. Sangat susah untuk melakukan cast, sebab jika terlalu kuat akan kebablasan dan nyangkut. Setelah konsentrasi dan mengukur tenaga agar lemparan tepat di tengah-tengah air, Lure Rapala Skitter Prop saya cast. Cast pertama tidaj ada sambutan, cast ke dua juga sama, dan pada cast ke 3 tiba-tiba dari bawah air sebuah sambaran cukup keras menyambar lure saya, kaget sesaat, setelah itu dengan sigat saya meladeni perlawanan dari ikan. Tadinya saya pikir itu adalah toman melihat dari aksinya menghajar lure, ternyata setelah jelas terlihat itu adalah ukuran hampala yang berukuran besar. Cukup kerepotan juga saya meladeni perlawanan hampala tersebut, sebab kiri, kanan dan depan adalah tanaman berduri, khawatir senar PE akan putus tergesek tanaman tersebut, dan hampalapun benar-benar memampaatkan kondisi tersebut, kadang lari ke kiri, kadang lari ke kanan, sehingga senar PE benar-benar tergesek tanaman tersebut. Dan akhirnya saya berhasil juga menaklukakan perlawanan dari hampala tersebut. Setelah sukses mendaratkan hampala. Ambil dokumentasi dan release. Baru saya menyadari di saat akan merelease hampala tersebut, ternyata treble hook original dari Rapala pada bagian ekor sudah patah 1, soalnya tadi memang benar-benar berasa perlawanan dari hampala tersebut.. Hampala sukses saya release agar berkembang biak dan tumbuh besar,sehingga selalu akan ada strike yang spektakuler jika trip memancing ke Riam kanan.
Kami pindah menuju spot ke 2, tetapi di sini kondisi air sangat keruh, padahal sinyal begitu kuat, menandakan sangat banyak predatornya. Casting disini tidak ada sambutan, kami pindah menuju spot 3 yang jaraknya tidak begitu jauh, sebab, spot 1, 2, dan 3 letaknya bersebelahan saja. Di spot 3, kondisi air jernih Anang kembali sukses strike toman perjaka ekor buntung, dilanjutkan oleh Udin. Spot 3 ini dihuni oleh mayoritas toman. Semua perserta tidak terhitung mendapatkan sambaran, tetapi lebih banyak mocel. Sebab tomannya melakukan sambaran dari arah bawah, sedangkan kami menggunakan lure frogie yang mengunakan double hook. Memang kelebihannya double hook adalah tidak mudah nyangkut, tetapi memiliki sisi kekurangan, yaitu jika target melakukan serangan dari arah bawah hampir 99% mocel, tetapi jika di serang dari arah belakang 100% dipastikan hook up. Setelah semakin siang dan sambaran mulai berkurang, kami pindah ke spot 4, tetapi di spot 4 sama sekali tidak ada tanda-tanda keberadaan predator, mungkin karena sudah terlalu siang, padahal spot 4 ini merupakan spot yang kami pilih saat shooting bersama Mancing Mania Trans 7 di episode 2 kemarin. Pindah lagi di spot 5 yang merupakan spot terakhir, karena sudah sore. Di spot 5 saya berhasil strike toman ekor buntung perjaka, menggunakan lure propeller frogie, sayang sekali lure masuk terlalu dalam sangat telak kena insang. Sehingga toman tidak berhasil di release. Adoer juga sukses beberapa ekor gabus disini., Sayang karena posisi saya dengan adoer brjauhan sehingga saya tidak bisa mendokumentasikan. Hujan mengguyur Riam kanan, yang menyudahi dari trip ini. Kami kembali ke perahu dan bersiap-siap kembali pulang. Next trip akan ada trip berikutnya yang lebih mantap lagi.

Salam wild fishing

Syaiful Rachman .